MAGELANG
- Suasana ceria dan suka cita tidak bisa ditutupi oleh anak-anak TKIT Asy
Syaffa pada Senin (13/4). Sembari berlarian, anak-anak TKIT Asy Syaffa mengenakan
apron (celemek - red) serta topi ala koki yang terbuat dari kertas karton
dan kain slayer. Dengan suara yang riuh mereka selalu bertanya kepada Bunda Inda,
guru pendamping, “mau masak apa bu, masak apa bu?”.
TKIT Asy Syaffa yang
merupakan lembaga pendidikan usia dini berkarakter Islam beralamat di Kampung
Tulung No 48/91 Magelang, memiliki cara yang kreatif untuk membangun jiwa wira usaha
anak didiknya. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan sentra peran. Dalam
sentra peran, anak belajar menjalankan beberapa peran yang telah ditentukan
oleh guru. Kegiatan sentra peran dilakukan setiap dua pekan dengan sistem
bergiliran untuk setiap kelasnya. Untuk minggu ke-3 bulan April ini, kurikulum
TKIT Asy Syaffa memilih "Teknologi Hasil Central
Pertanian” sebagai tema dalam sentra peran.
Bermain
Peran dari Koki hingga Manager
Konsep tema teknologi
hasil central pertanian yang diusung dalam pembelajaran sentra peran, kelas B
TKIT Asy Syaffa yang dibimbing oleh Bunda Indayani sibuk menyiapkan bahan-bahan
hingga memasak donat dan cistik. Dengan apron dan topi koki yang sudah melekat,
bak chef professional, mereka sangat
antusias dalam menjalankan perannya masing-masing.
Bunda Inda telah
membagi menjadi beberapa peran yang diantaranya yaitu bagian produksi, bagian
pencetakan, bagian penggorengan, hingga kasir dan manager. Anak-anak duduk sesuai dengan bagian mereka masing-masing.
Dengan canda tawa dan suara lantang, mereka menjalankan peran dari memasukkan
bahan-bahan seperti tepung, telur, margarin, hingga mengolahnya menjadi bahan
yang siap untuk dicetak.
![]() |
Koki Cilik - Afira dan Nada (kanan ke kiri) siswi TKIT Asy Syaffa yang berperan sebagai koki bersemangat untuk mencuci bahan adonan untuk kue (13/4) |
![]() |
Bagian Produksi - Beberapa anak terlihat sibuk mengolah adonan kue donat dalam pembelajaran sentra peran TKIT Asy Syaffa (13/4) |
![]() |
Bagian Percetakan - Anak-anak TKIT Asy Syaffa diajarkan cara menggiling adonan kue (13/4) |
![]() |
Ruang Manager - Virya (kanan) berperan sebagai manager dan Fandi (kiri) sebagai kasir, mereka terlihat sibuk bermain peran dalam sentra peran TKIT Asy Syaffa (13/4) |
Keasyikan sentra peran
dirasakan oleh anak-anak TKIT Asy Syaffa. Virya (6) siswa yang berperan sebagai
manager mengungkapkan kegembiraannya
saat Ia ditunjuk menjadi “Pak Bos”. Virya pun mengungkapkan bahwa dapat belajar
cara memasak kue.
Pembelajaran
yang Konkrit
Bunda Inda
mengungkapkan bahwa dengan sentra peran anak diperkenalkan dengan wirausaha. Selain
itu, Bunda Inda memaparkan bahwa pembelajaran anak zaman sekarang harus konkrit
dengan melihat dan praktik langsung mengenai bahan-bahan pembelajaran.
Indikator yang
ditentukan dalam sentra peran pun diungkapkan oleh Bunda Inda bahwa, “Dengan
anak-anak mampu untuk menceritakan kembali proses pembuatan, bisa bermain peran
sesuai dengan jenis peran yang dipilih, mengenalkan anak pada kebersihan
setelah mengerjakan pekerjaan, mendidik anak dengan karakter Islam, dengan
begitu anak-anak secara tidak sadar meresapi apa yang diajarakan”, jelas Bunda
Inda.
Butuh kesabaran dalam
mendidik anak terlebih anak-anak usia dini. Membutuhkan karakter kesabaran yang
extra dalam memperkenalkan, membentuk
karakter Islam dan keberanian, serta jiwa wira usaha pada anak. Begitulah yang
terlihat dari sosok guru TKIT Asy Syaffa yang tidak kenal lelah dalam mendidik
anak agar mereka menjadi orang yang luar biasa. (FN)