![]() |
Remidi Ujian Tahfidz 1- Siswa Putra tengah melakukan simak hafalan bersama guru penguji (11/5) Remidi Ujian Tahfidz 1- Siswa Putri bergiliran simak hafalan bersama guru penguji (12/5) |
MAGELANG- Ujian Nasional telah usai, bukan berarti selesai sudah tugas
belajar siswa-siswi SMPIT Ihsanul Fikri. Salah satu rangkaian yang masih
harus dijalani adalan Ujian Tahfidz. Ujian Tahfidz ini terbagi menjadi
dua tahapan. "Bagi yang belum lulus ujian Tahfidz tahap pertama, maka
harus mengikuti remedi pada dua hari ini (Senin dan Selasa). Nilai ujian
tahfidz ini akan masuk ke nilai program khusus Al Qur'an yang terdiri
dari tilawatil, tahfidzul, dan tarjim.", jelas pak Ito Gunawan yang
menjadi guru pendamping ujian remidi tahfidz. (11/5) Ujian dilaksanakan
di Masjid Asy Syiffa' ini dimulai pukul 07.30 sampai 10.00.
Pak Siswoto yang merupakan guru Pendidikan Agama Islam dan Tahfidz
sekaligus penanggungjawab ujian remidi ini menjelaskan bahwa ujian tahap
1 ini sifatnya pertanggungjawaban pada guru, sedangkan ujian tahap 2
sifatnya uji publik. "Pada tanggal 23 Mei akan diselenggarakan ujian
tahfidz tahap 2 yang merupakan ujian tahfidz di depan publik internal
SMPIT Ihsanul Fikri.", tambahnya. (12/5) Ujian Remidi melibatkan 4 guru
ikhwan dan 2 guru akhwat untuk menguji 20 siswa yang terdiri dari 12
siswa putra dan 8 siswa putri.
Berdasarkan cerita pak Ito dan pak Sis, anak-anak memiliki kemampuan
yang berbeda-beda dalam menghafalkan Al Qur'an. Ada yang cepat/mudah
karena sudah ada latar belakang pendidikan PAUD/TK/SD dan keluarga yang
islami, tetapi ada juga yang kesulitan karena baru saja mengenal mata
pelajaran ini di jenjang SMP. Lalu bagaimana untuk menangani anak-anak
yang masi kesulitan dalam menghafal? pak Sis berkata, "Anak-anak yang
masih terkendala dalam ujian Tahfidz akan ditahsin ulang. Maksudnya
sembari anak melaporkan hafalannya, guru akan memperbaiki kualitas
bacaannya." Selain itu, beliau juga menyinggung tentang pentingnya peran
orang tua sebagai pendukung belajar anak.
Suasana ujian remidi di kelompok akhwat pagi tadi berlangsung sangat
asyi dan seru. Ustadzah Sittati sebagai salah satu guru penguji akhwat
menerapkan sistem acak. Sebanyak tujuh siswi diminta untuk membaca Q.S.
Nuh bersama-sama terlebih dahulu, kemudian Bu Sitta membaca ayat 8,
setelah itu bu Sitta menunjuk satu anak untuk melanjutkan ayat
selanjutnya, begitu seterusnya hingga semua anak mendapat gilirannya.
(SPL)