![]() |
Kelas 9 C sedang mengikuti mata pelajaran bahasa Arab bersama Ustadz Siswoto |
Setelah memberikan secarik kertas bertulisan arab gundul (tanpa harokat.red) kepada seluruh siswi di kelas, Ustadz yang kerap disapa Ustadz Sis memberikan instruksi untuk tidak mencorat-coret kertas dengan memberikan harokat. "Silakan diterima, nanti akan kita baca bersama-sama, tolong jangan ditambahi harokat apapun pada kertas," ungkap beliau dalam bahasa arab yang langsung disertai terjemahannya.
Dalam memancing anak didiknya untuk berbicara, Ust. Sis juga memberikan peragaan-peragaan yang cukup unik (bahasa isyarat.red) dan juga adanya penambahan ilmu kosakata yang mirip karena adanya perbedaan harokat maupun tasydid yang bisa mempengaruhi arti menjadi jauh berbeda. "Pada lafadz 'الحمام' huruf mim tanpa tasydid (ạlḥamạm) akan berarti kamar mandi, namun jika huruf mim bertasydid (ạlḥammạm) akan memberikan arti lain, yaitu merpati," terang beliau pada salah satu contoh kasus kesalahan dalam membaca.
Metode pembelajaran bahasa Arab yang Ustadz Siswoto terapkan dalam mengajar di kelas berfokus pada kemampuan anak dalam membaca, mendengar, menjawab dan berbicara. "Materi siang ini yang membahas tentang rumah merupakan materi tambahan yang diberikan agar siswi mampu membaca, mendengar, menjawab, dan berbicara," jelasnya di akhir pembelajaran kelas.
Puspita, salah satu siswi kelas 9 C mengungkapkan rasa senangnya saat mengikuti kelas bahasa Arab. "Saya senang belajar bahasa Arab karena bertambahnya kosakata-kosakata baru, apalagi didukung dengan guru yang asyik dan lucu," ungkapnya di tangga sekolah saat sedang membantu adik kelasnya memasang hasduk untuk persiapan kegiatan Pramuka.